Berikut kami tuliskan laporan hasil Observasi SMP Dharma Pancasila, Medan.
Topik
Manajemen
Kelas pada Siswa SMP
Judul
Manajemen
Kelas pada Siswa SMP Dharma
Pancasila
I.
Pendahuluan
Dalam
lingkaran pendidikan, biasanya dikatakan bahwa tidak seorangpun yang
memperhatikan manajemen kelas (classroom) yang baik kecuali kelas menjadi ruwet.
Ketika kelas dikelola secara efektif, kelas akan berjalan lancar dan murid akan
aktif dalam pembelajaran. Ketika kelas dikelola dengan buruk, kelas bisa
menjadi kacau dan tidak menarik sebagai tempat belajar.
Manajemen
kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid (Charles,
2002; Evertson, Emmer, & Whorsham, 2003). Para pakar dalam bidang manajemen
kelas melaporkan hawa ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk
mengelola kelas. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian
aturan untu mengkontrol tindak tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan
pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata
diri (Kennedy, dkk., 2001).
Manajemen
kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat
dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan
konstruksi pengetahuan sosial (Charles & Senter, 2002). Tren baru dalam
manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih
mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal atas
diri murid (Freidberg, 1999). Secara historis, dalam manajemen kelas guru
dianggap sebagai pengatur. Dalam tren yang lebih menekankan pada pelajaran,
guru lebih dianggap sebagai pemandu, koordinator dan fasilitator (Freiberg,
1999; Kauffman, dkk., 2002). Model manajemen kelas yang baru bukan mengarah
pada model permisif. Penekanan pada perahatian dan regulasi diri murid bukan
berarti guru tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi dikelas (Emmer &
Stough, 2001).
1. Rumusan Masalah
a.
Apakah manajemen ruang kelas sudah tertata dengan baik
dan kondusif?
b.
Bagaimana kondisi ruang kelas ketika Kegiatan
Belajar Mengajar?
c.
Apakah gaya pengajaran yang diberikan sudah
memberikan cukup motivasi untuk belajar para Siswa?
2. Tujuan
a.
Untuk mengetahui manajemen kelas yang sudah cukup
kondusif.
b.
Untuk mengetahui kondisi ruang kelas ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
c.
Untuk mengetahui sejauh mana gaya pengajaran di SMP Dharma Pancasila.
3. Manfaat
a.
Menambah wawasan akan manajemen kelas.
b.
Memberikan pengalaman tersendiri setelah melakukan
Observasi di SMP
Dharma Pancasila.
Alat dan Bahan
1.
Alat tulis (kertas dan pulpen).
2.
Kamera Hp.
3.
Reward (berupa pulpen).
Subjek penelitian
3 orang guru, 29 orang murid kelas 7C dan 28 orang murid
kelas 8D.
II.
Analisis Data
Metode yang kami gunakan dalam
menyelesaikan oservasi pendidikan terhadap manajemen kelas adalah sebagai
berikut:
Metode Pengamatan
Metode yang kami gunakan adalah
dengan mengamati bagaimana cara guru menjelaskan pelajaran dan menjaga agar
murid-murid tetap memperhatikan penjelasan dan mengamati bagaimana cara belajar
murid kelas 7C dan 8D.
Kalkulasi Biaya
Reward (3 kotak pulpen) = Rp 30.000,-
Transportasi
= Rp 16.000,-
Total
= Rp 46.000,-
Profil Sekolah
Sekolah
: SMP SWASTA DHARMA PANCASILA
Nomor
Statistik Sekolah : 204076007363
NPSN
: 10210063
Tahun
Berdiri : 1987
Status
Akreditasi : Terakreditasi A
Alamat
Sekolah : Jl. Dr. T. Mansyur No.71.A Medan
Kecamatan
: Medan Selayang
Kota
: Medan
Propinsi
: Sumatera Utara
Izin
Operasional : Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Nomor : 420 / 134I0/
Pr / 05 Tgl, 26 Desember 2005 I.
Sarana
dan Prasarana:
1. Ruang
Belajar: kelas VII: 3 kelas, VIII : 4 ruang kelas, IX: 4 ruang kelas.
2. LaboratoriumBiologi:1
ruang Fisika:1 ruang Kimia:1 ruang
3. Perpustakaan:1
ruang
4. Ruang
Komputer:1 ruang ; 20 Unit Komputer
5. Ruang
BP/BK:1 ruang
6. Ruang
Media Pembelajaran:1 ruang ; TV 29 inc, 1 Unit, CD Pemb. Sem.1 dan 2
7. Ruang
Mushalla:1 ruang
8. Ruang
Agama Kristen:1 ruang
9. Ruang
Ka. Sekolah:1 ruang
10.Ruang
Waka. Sekolah:1 ruang
11 Ruang Guru:1 ruang
12.Ruang
Tata Usaha:1 ruang
13.Ruang
Pramuka:1 ruang
14.Ruang
WC siswa:6 ruang
15.Ruang
WC Guru/Pegawai:2 ruang
16.Ruang
WC Ka. Sekolah:1 ruang
17.Ruang
Komputer TU:1 ruang
18.Ruang Dapur:1 ruang
19.Kanteen
Sekolah:2 buah
20.Komputer
yang ada:24 Unit
21.Tape recorder/In Focus/screen, sound system lengkap. Loud speaker lapangan
untuk pengumuman dan Upacara Nasional. Loud speaker di seluruh ruang kelas
siswa.
Tenaga
Pengajar:
Guru
PNS DPK:3 Orang (S.1)
Guru
Honor: 21 Orang (S.1)
Tenaga
Administrasi :
Honorer:8
Orang
Scurity:
PNS
Pempropsu:1 Orang
Kepala
Sekolah:
S
U W I T O, S.Pd
Pembina
NIP.
19640929 198803 1 007
LANDASAN TEORI
Mengelola Kelas Secara Efektif
Manajemen
kelas yang efektif memaksimalkan kesempatan belajar anak-anak. Para ahli dalam
manajemen kelas mengungkapkan bahwa telah terjadi perubahan pemikiran tentang
cara terbaik untuk mengelola kelas. Pandangan sebelumnya lebih menekankan
pembuatan dan penerapan peraturan dalam mengendalikan perilaku siswa. Pandangan
terbaru lebih memfokuskan diri pada kebutuhan siswa dalam memelihara hubungan
dan kesempatan untuk meregulasi diri. Manajemen kelas yang mengorientasikan
siswa ke arah kepasifan dan kepatuhan dengan peraturan yang ketat bisa merusak
keterlibatan mereka dalam pembelajaran yang aktif, tingkat pemikiran yang lebih
tinggi, dan konstruksi sosial pengetahuan. Tren baru dalam manajemen kelas
menempatkan lebih banyak penekanan pada pembimbingan siswa ke arah disiplin
diri dan lebih sedikit penekanan pada pengendalian siswa secara eksternal.
Dalam tren saat ini yang berpusat pada siswa, guru lebih dianggap sebagai
pembimbing, koordinator, dan fasilitator. Model manajemen kelas yang baru tidak
berarti masuk kedalam model yang permisif. Penekanan terhadap perhatian dan
regulasi diri siswa tidak berarti bahwa guru melepaskan tanggung jawab atas apa
yang terjadi di dalam kelas.
Masalah-Masalah pada Kelas yang Besar dan Berpotensi Menimbulkan
Kekacauan
·
Ruang kelas itu multidimensional, ruang
kelas adalah tempat untuk banyak aktivitas yang berkisar dari aktivitas
akademis sampai aktivitas sosial. Guru harus terus mencatat dan memantau
perkembangan siswa.
·
Aktivitas terjadi secara bersamaan, banyak
aktivitas kelas terjadi secara bersamaan.
·
Hal-hal terjadi dengan cepat, peristiwa-peristiwa
seringnya terjadi dengan cepat di ruang kelas dan sering kali membutuhkan
respon saat itu juga.
·
Peristiwa sering kali tidak dapat diprediksi, meskipun
sudah merencanakan aktivitas hari itu dan sangat teratur, peristiwa yang tak
terduga tetap akan terjadi.
·
Hanya ada sedikit privasi, ruang kelas
adalah tempat umum dimana siswa mengobservasi bagaimana guru menangani masalah
kedisiplinan, peristiwa yang tidak terduga, dan keadaan yang membuat frustasi.
Sebagian besar dari apa yang terjadi pada seorang siswa diobservasi oleh siswa
lain dan siswa membuat atribusi tentang apa yang terjadi.
·
Ruang kelas memiliki sejarah, siswa
mempunyai kenangan tentang kejadian sebelumnya di kelas mereka. Mereka
mengingat bagaimana guru menangani maslaah kedisiplinan sebelumnya, dimana
siswa mendapatkan lebih banyak hak istimewa daripada siswa lain, dan apakah
guru bertindak sesuai janjinya. Beberapa minggu pertama tahun ajaran sekolah
adalah penting untuk menetapkan prinsip-prinsip manjemen kelas.
Sifat kelas
yang besar dan kompleks bisa menimbulkan masalah apabila kelas tidak dikelola
secara efektif. Masalah seperti ini merupakan persoalan umum yang utama tentang
sekolah. Kurangnya kedisiplinan dianggap sebagai masalah yang paling penting
kedua, setelah kurangnya dukungan financial (Gallup Poll, 2004).
Strategi dan Tujuan Manajemen
Manajemen
kelas yang efektif bertujuan untuk:
·
Membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk
belajar dan lebih sedikit untuk perilaku yang tidak mengarah pada tujuan. Manajemen
kelas yang baik akan membantu memaksimalkan waktu pembelajaran guru dan waktu
belajar siswa.
·
Mencegah siswa mengembangkan masalah. Sebuah
kelas yang dikelola dengan baik tidak hanya membantu perkembangan pembelajaran,
tetapi juga membantu mencegah berkembangnya masalah akademis dan emosional.
Kelas yang dikelola dengan baik membuat siswa-siswa tetap sibuk dengan tugas
yang aktif dan menantang, melakukan aktivitas yang membuat siswa menjadi
terpikat dan termotivasi untuk belajar, serta menetapkan peraturan yang jelas
yang harus diterima oleh siswa.
Gaya Penyusunan Ruang Kelas
·
Gaya Auditorium (auditorium style), semua siswa duduk
menghadap guru. Susunan ini mencegah kontak siswa secara berhadap hadapan dan
guru bebas untuk bergerak kemana pun didalam ruangan.
·
Gaya berhadap-hadapan (face-to-face style), siswa
duduk menghadap satu sama lain. Gangguan dari siswa lain akan lebih tinggi
daripada dalam gaya auditorium.
·
Gaya off-set (off-set style), siswa dalam jumlah kecil
(biasanya tiga atau empat) duduk di meja, tetapi tidak duduk berseberangan
secara langsung dari satu sama lain. Gaya ini menghasilkan lebih sedikit
gangguan daripada gaya berhadap-hadapan dan bisa efektif untuk aktivitas
belajar yang kooperatif.
·
Gaya seminar (seminar style), siswa dalam jumlah besar
(sepuluh atau lebih) duduk dalam susunan sirkuler, empat persegi, atau bentuk
U.
·
Gaya kelompok (cluster style), siswa dalam jumlah
kecil (biasanya empat sampai delapan) bekerja dalam kelompok kecil yang
berdekatan.
Menjadi
seorang komunikator yang baik
Komunikasi Verbal
Ketika berbicara di dalam kelas dan dengan siswa,, salah satu hal
terpenting yang harus diingat adalah untuk dengan jelas mengomunikasiskan
informasi. Kejelasan berbicara sangatlah penting dalam pengajaran yang baik.
Para ahli komunikasi merekomendasikan untuk mengganti pesan “Anda” dengan pesan
“Saya” karena membantu untuk mengalihkan percakapan kea rah yang lebih
konstruktif dengan mengungkapkan perasaan tanpa menilai orang lain. Kemudian
aspek lain dalam komunikasi verbal melibatkan bagaimana orang-orang menghadapi
konflik.
Komunikasi Nonverbal
Selain dengan berbicara, guru juga dapat berkomuniasi melalui bagaimana
dia melipat tangan, melemparkan pandangan, menggerakkan mulut, menyilangkan
kaki, atau menyentuh orang lain.
Menangani Perilaku Bermasalah
Intervensi
bisa dikarakteristisasikan sebagai minor atau moderat. Intervensi minor
melibatkan penggunaan petunjuk nonverbal, membiarkan aktivitas tetap berjalan,
mendekati siswa, mengalihkan perilaku, memberikan pembelajaran yang dibutuhkan,
secara langsung dan tegas memberitahu siswa tersebut untuk menghentikan
perilaku tersebut, serta memberi siswa sebuah pilihan. Intervensi moderat
melibatkan tidak memberikan hak istimewa atau aktivitas yang diinginkan,
mengasingkan atau memindahkan siswa, serta memberikan hukuman.
Kekerasan adalah persoalan utama
yang semakin meningkat di sekolah. Bersiaplah untuk tindakan agresif dari pihak
siswa sehingga guru bisa dengan tenang menghadapinya. Berusahalah untuk
emnghindari argument atau konfrontasi emosional.
Hasil Observasi
Dalam observasi ini, kami
mengobservasi manajemen kelas di kelas 7C dan 8D. Jadi hasil dari observasi kami memperoleh data sebagai
berikut:
Mata
pelajaran: Agama Islam
Kelas
: VII-C Unggulan
Pada
pukul 08.25 siswa membaca doa sebelum memulai
pelajaran dan dilanjutkan dengan membaca Surah-surah pendek Al-Quran
Kelas
sebelumnya sudah dibentuk menjadi 6 kelompok dengan susunan masing- masing
kelompok
sebanyak 5 siswa
kelompok sebanyak 6 siswa
kelompok
sebanyak 4 siswa
kelompok sebanyak 5 siswa
kelompok
sebanyak 4 siswa
kelompok sebanyak 5 siswa
total
siswa kelas VII- C SMP Dharma Pancasila sebanyak 29 siswa
Waktu (WIB)
|
Kegiatan Murid
|
Suasana Kelas
|
08.31
|
Murid
ditanya tentang review pelajaran lalu, dan siswa menjawab pertanyaan dengan
antusias
|
|
08. 32
|
Ada 10 siswa-siswi yang
mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru
|
|
08.34
|
Seorang siswa dari kelompok3
ditanya, lalu menjawab namun semua siswa berusaha menimpali jawabannya
|
|
08.36
|
Seorang siswa ditanya karena ia
melamun bernama Putri dari kelompok 5
|
|
08.37
|
Seorang siswa yang ditanya pun
maju lalu menjawab pertanyaan dengan lancar
|
|
08.38
|
Siswa
Somalia dari kelompok 5 terlihat sedang memakan permen karet
|
|
08.41
|
Siswa
dari kelompok 2 berdiri melihat ke jendela kelas dimana terlihat lapangan
basket
|
|
08.42
|
Siswa dari kelompok 2 menanyakan
kepada guru tentang pelajaran.
Siswa di
Kelompok 3 menjawab pertanyaan
|
|
08.43
|
Siswa
Somalia dari kelompok 2 tertidur sesaat
|
|
08.44
|
Seorang siswa dari kelompok 1
diminta guru membaca materi pelajaran untuk disimak seisi kelas
|
|
08.46
|
Siswa dari kelompok 6 melanjutkan
membaca bergilir
|
|
08.47
|
Seorang siswa dari kelompok 6
berpindah ke kelompok 1
|
|
08.48
|
Setiap kelompok diminta guru
membuat rangkuman pelajaran yang baru saja dipelajari dalam selembar kertas
|
|
08.50
|
Siswa di kelompok 2 kembali
melihat ke samping kiri kelas yaitu lapangan basket
|
|
08.54
|
Siswa Somalia di kelompok 5
terlihat sedang asyik menggambar
|
|
09.00
|
Kelompok TD terlihat cukup
tenang.
Kelompok 4 terlihat sibuk
berdiskusi, siswa Somalia di kelompok tersebut membantu kelompoknya
menyampaikan ide-idenya
|
|
09.05
|
Kelompok 3 diminta maju oleh guru
dan menjelaskan dengan lancar secara bergantian dengan membaca hasil
rangkuman materi mereka
|
|
09.06
|
Kelompok 3 salah dalam
menjelaskan salah satu bagian dari rangkuman mereka
|
|
09.08
|
Kelompok 4 bersemangat ingin
maju, namun kelompok 6 dipilih guru untuk maju
|
|
09.09
|
Seorang siswi dari kelompok 5
memimpin kelompoknya menyampaikan kesimpulan. Siswa Somalia di kelompok 5 masih
tetap memakan permen dan asyik melihat gambar yang ia buat di buku tulisnya
dan tidak menggubris teman di sebelahnya yang berusaha mengajaknya
mengerjakan tugas rangkuman saat kelompok 5 menjelaskan
|
|
09.12
|
Seorang siswa bernama Khairun
ditanya guru tentang apa yang disampaikan oleh kelompok 5
|
|
09.13
|
Kelompok 2 maju menjelaskan dimana
terdapat siswa Somalia yang ikut menyampaikan dengan lancar
|
|
09.15
|
Kelompok 6 diberi pertanyaan oleh
guru
|
|
09.18
|
Kelompok 1 diminta maju
menjelaskan dan terlihat lancar dan jelas ketika menyampaikan penjelasan
|
|
09.20
|
Salah satu siswa kelompok 5
pindah ke kursi dimana ditempati sebelumnya oleh kelompok 1 yang maju
|
|
09.21
|
Siswa kelompok 4 menanggapi
|
|
09.24
|
Kelompok lainnya ada yang tertawa
saat mendengar penjelasan kelompok 1 karena menganggap penjelasan yang
disampaikan kelompok 1 sama dengan apa yang disampaikan kelompoknya
|
|
09.30
|
Kelompok 2 menanggapi kelompok 5
|
|
09.32
|
Guru menyampaikan tugas hafalan
berupa Surah-surah yang harus dihafal saat minggu depan
|
|
09.41
|
Kelas berakhir dengan ditandai
bel istirahat
|
|
Sebelum kelas dimulai, ibu guru memimpin atau
memandu para murid untuk mengawali pembelajaran dengan doa-doa yang diikuti
oleh para murid. Ibu guru mengawali pelajaran dengan memberikan pertanyaan
kepada para murid tentang pelajaran sebelumnya. Ibu guru menanyakan pertanyaan
kepada seorang murid dan
menegur murid yang tidak memberi kesempatan kepada temannya untuk menjawab. Ibu
guru juga memberikan kesempatan kepada para murid untuk menjawab pertanyaan di
depan kelas guna mengasah pengetahuan para murid. Ibu guru melakukan komunikasi
aktif dengan para murid dalam pembelajaran
di kelas. Ibu guru memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan
mata pelajaran dan mempresentasikannya di depan kelas.
Waktu (WIB)
|
Kegiatan Murid
|
Suasana Kelas
|
09.00
|
Ibu guru
memainkan hp nya sembari menunggu presentasi kelompok
|
|
09. 07
|
Ibu guru membenarkan pengucapan
awalan presentasi kelompok dan mengondusifkan kelas agar tetap tenang dan
menyimak presentasi kelompok lain
|
|
09.10
|
Ibu guru menanyakan kepada
kelompok lain tentang apa yang telah mereka simak dari kelompok yang
melakukan presentasi
|
|
09.14
|
Ibu guru meminta kelompok 6 dan
kelompok yang lain untuk menanggapi kelompok yang presentasi
|
|
09.26
|
Ibu guru meminta para murid untuk
menghargai murid yang berbeda ras atau suku
|
|
09.30
|
Ibu guru menjelaskan kembali atau
merangkum presentasi dari para murid
|
|
09.37
|
Ibu guru meminta penjelasan lagi
dari yang ibu guru terangkan kepada murid yang tidak menyimak dengan baik
penjelasannya
|
|
09.39
|
Ibu guru memberikan tugas untuk
dibahas pada pertemuan minggu depan atau selanjutnya
|
|
Hasil
observasi kelas VIII-D
Pukul
08.20 kelas dimulai dengan pelajaran IPA, membahas tentang “Zat Adiktif dan Zat
Aditif”. Jumlah siswa di kelas VIII-D sebanyak 28 orang, terdiri dari 11 orang
laki-laki dan 17 orang perempuan.
Waktu (WIB)
|
Kegiatan Murid
|
Suasana Kelas
|
08.20
|
Murid
cukup aktif menjawab saat guru bertanya.
Beberapa
murid terutama pada barisan belakang tidak memperhatikan saat guru
menjelaskan.
|
Kelas
cukup aktif, tetapi cenderung berisik.
|
08. 28
|
Seorang
murid berjalan kearah bangku temannya untuk meminjam sesuatu.
|
Pembelajaran
dikelas diselingi candaan dari para murid.
|
08.33
|
Beberapa
murid mulai tidak memperhatikan guru dan bermain atau mengobrol dengan
temannya.
Seorang
murid terlihat menopang dagu.
Murid di
barisan kiri menyuruh teman yang duduk di belakangnya untuk diam.
|
Tetap
aktif dan berisik.
Beberapa
murid mulai terlihat bosan.
|
08.38
|
Saat guru
mulai menjelaskan pelajaran dengan serius murid-murid mulai memperhatikan
guru lagi.
|
Kelas
kembali kondusif dan murid memperhatikan penjelasan dari guru.
|
08.45
|
Beberapa
murid mulai mengobrol kembali.
Seorang
murid di barisan sebelah kiri tiduran di mejanya.
|
Membahas
materi dengan candaan.
|
08.50
|
Dua orang
murid laki-laki di barisan depan mulai mengobrol.
Beberapa
murid menunduk saat guru menerangkan terutama pada barisan belakang.
|
Sebagian
murid kehilangan minat mendengarkan guru.
|
08.55
|
Di saat
murid-murid di instruksikan membaca buku, murid yang duduk dibarisan kanan
paling belakang tidak membaca bukunya.
Beberapa
murid berbicara dengan temannya
|
Sebagian
memperhatikan saat guru menjelaskan dan lebih banya murid yang tidak
memperhatikan.
|
09.00
|
Murid menjawab
saat guru bertanya.
Banyak
murid yang tiduran di meja
Murid
perempuan barisan paling kiri bersandar ke bahu temannya.
|
Setengah
dari kelas kehilangan perhatian pada pelajaran.
|
09.05
|
Mata
pelajaran IPA berakhir.
|
Semua
murid senang dan sangat berisik.
|
Pukul
09.08 kelas Matematika dimulai, membahas tentang bangun ruang.
Waktu (WIB)
|
Kegiatan Murid
|
Suasana Kelas
|
09.08
|
Seorang
murid berinisiatif menghapus papan tulis yang penuh dengan tulisan.
Guru
menulis di papan tulis diikuti oleh murid-murid yang juga menyalinnya di buku
catatan.
|
Suasana
kelas cukup kondusif.
|
09.13
|
Seorang
murid di barisan depan menguap.
Seorang
murid bertanya kepada guru.
Beberapa
anak mulai mengobrol.
|
Kelas
mulai tidak kondusif tetapi masih dalam keadaan tenang.
|
09.15
|
Beberapa
orang murid berjalan di kelas untuk meminjam penggaris dari temannya.
Murid
barisan belakang sebelah kiri berebut penggaris.
Beberapa
murid mengobrol saat guru menulis/menggambar bangun ruang di papan tulis.
|
Kelas
mulai berisik.
|
09.18
|
Murid-murid
memuji hasil gambar guru di papan tulis.
Murid
perempuan di barisan depan menunjukkan cara menggambar prisma pada teman yang
duduk dibelakangnya.
|
Kelas
tidak kondusif
|
09.20
|
Murid-murid
mengobrol dengan suara keras saat guru masih menggambar di papan tulis.
Beberapa
murid kembali berjalan di kelas.
|
Suasana
kelas berisik dan juga diselingi candaan.
|
09.26
|
Seorang
murid berjalan ke depan kelas bertanya ke guru
Murid di
barisan paling belakang berebut penggaris.
|
Suasana
kelas berisik.
Murid-murid
masih menggambar yang ada di papan tulis.
|
09.28
|
Beberapa
murid bertanya pada guru mengenai hasil gambaran mereka.
Beberapa
murid keluar izin keluar kelas untuk membeli penggaris.
|
Masih
dengan suasana yang kurang kondusif.
|
09.31
|
Murid-murid
dibantu guru dalam menggambar bangun ruang .
|
Kelas
berisik dengan candaan para murid.
|
09.40
|
Mata
pelajaran Matematika berakhir
|
Murid-muris
senang dan kelas sangat berisik.
|
A. Mata
Pelajaran Biologi (Ibu Dra. Elvi Indrawati Daulay)
PUKUL
(WIB)
|
KEGIATAN
GURU
|
8.20
|
Guru masuk ke kelas.
Menyapa seluruh siswa.
Menyuruh siswa mengeluarkan literasi.
|
8.23
|
Guru menanyakan materi minggu lalu (Zat
Aditif & Zat Adiktif pada Makanan), karena berkaitan dengan materi hari
ini (melanjutkan materi yang belum dibahas habis).
|
8.25
|
Guru mendatangi murid yang ribut dan
menanyakan apa yang mereka ributkan dengan halus.
|
8.27
|
Guru menjelaskan materi dan menuliskannya
di papan tulis, dan aktif bertanya kepada siswa mengenai materi yang
dibawakan.
|
8.35
|
Guru duduk, dan menyuruh siswa membacakan
pengertian dari zat aditif dan zat adiktif.
Guru menanyakan pengalaman siswa dalam
mengonsumsi zat aditif (kopi, teh, dll).
Guru menjelaskan sedikit tentang pubertas
karena berkaitan dengan materi.
|
8.40
|
Guru menegur halus salah satu siswa yang
sedikit vulgar, dengan berkata “Semangat pagi, pikiran harus positif).
|
8.47
|
Guru menanyakan siswa yang pernah minum
kopi.
Guru menanyakan siswa yang pernah mencoba
/ sudah merokok.
Guru berdiri, dan sambil berjalan
menasehati siswanya yang pernah mencoba / sudah merokok, dan yang belum
mencoba / tidak merokok.
|
8.50
|
Ketika suasana ribut, guru menyuruh siswa
untuk memperhatikannya dengan cara yang halus dengan berkata “Ayo kesini
(menghadap ke guru dan tenang)”.
|
8.55
|
Guru menceritakan tentang susahnya
membuat / mencari rokok pada zaman dulu dan membandingkannya dengan rokok
sekarang (instan)
Guru mengarahkan siswa untuk membuka
halaman berikutnya, yang membahas tentang kandungan berbahaya dalam rokok,
dan menjelaskan bahaya rokok bagi tubuh sambil berjalan.
|
9.05
|
Guru menutup pelajaran hari ini
dikarenakan pergantian les.
|
B. Mata
Pelajaran Matematika (Bapak Bambang Hermanto, S.Pd)
PUKUL
(WIB)
|
KEGIATAN
GURU
|
9.05
|
Guru masuk dan menyapa siswa.
Guru menyebutkan materi hari ini adalah
Prisma.
Guru mengarahkan siswa yang remedial
minggu lalu untuk duduk di depan.
|
9.10
|
Guru menjelaskan pengertian prisma sambil
berdiri, dan menuliskannya di papan tulis.
|
9.13
|
Guru mengabaikan siswa yang menguap
dengan keras dan beberapa siswa lainnya yang mengeluhkan
materi hari ini, sambil menggambarkan prisma.
Guru tetap tenang menggambarkan prisma
lainnya walaupun keadaan kelas kurang kondusif.
|
9.20
|
Guru menyuruh siswa untuk menggambarkan
prisma di papan tulis kedalam buku tulis, dan memberi tantangan untuk
menggambarkan salah satu prisma dengan bentuk tegak, karena guru
menggambarkannya di papan tulis dengan bentuk seperti berbaring / tidak
tegak.
Guru mempersilahkan siswa yang izin
keluar untuk membeli penggaris di kantin.
|
9.25
|
Guru duduk, dan menjelaskan cara
menggambar prisma dengan baik.
Guru bercanda dengan observer dan siswa
(meminta untuk merekam hasil gambarnya di papan tulis, dan dimasukkan ke
YouTube).
Guru tidak melakukan upaya apapun untuk
mengkondusifkan kelas.
|
9.30
|
Salah satu siswa datang menemuinya untuk
diminta kritik atas gambarnya.
Guru memuji hasil gambar siswa, kemudian
guru berdiri dan berkeliling sambil berkata “Gambar yang tidak sejajar akan
disalahkan”.
Guru mengecek sambil berjalan, dan
mengkritik hasil gambar siswa untuk diperbaiki.
Guru membantu siswa yang kesulitan dalam
menggambar prisma.
|
9.40
|
Guru kembali duduk, seperti ingin
istirahat sambil memeriksa hasil kerja siswa minggu lalu.
Guru hanya aktif berinteraksi dengan
siswa apabila siswa tersebut datang ke mejanya karena mengalami kesulitan.
|
9.55
|
Guru mengizinkan siswa untuk keluar kelas
karena sudah waktunya istirahat.
|
III.
Kesimpulan
Kami
menyimpulkan bahwa manajemen kelas yang dilakukan guru cukup baik sehingga
murid menjadi aktif dikelas dengan berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru, mandiri, menunjukkan penghargaan diri yang tinggi, dan
hangat dengan saling meminjamkan alat-alat tulis yang diperlukan kepada
teman-temannya.
Testimonial
Observasi yang kami lakukan
di SMP Dharma Pancasila merupakan pengalaman pertama saya dalam mengobservasi
dan terjun langsung ke dalam kelas untuk melihat situasi atau manajemen kelas. Pada
saat observasi,
saya melihat proses pembelajaran dari siswa-siswi
dan penerangan yang dilakukan oleh ibu guru di
kelas VIIIC yang berjalan dengan baik dan siswa-siswi di
kelas tersebut aktif dalam mengikuti pembelajaran. Manfaat dari kegiatan observasi pada mata kuliah
Psikologi Pendidikan ini tentu berguna bagi saya di masa depan agar dapat
memahami keadaan dan perkembangan pendidikan yang ada di sekitar saya.
·
psikostra.blogspot.co.id (161301108)
bagi saya observasi kali ini punya
banyak pembelajaran yang bisa di petik. misalnya, belajar toleransi antar
etnis, maupun antar teman. melalui observasi ini saya juga belajar untuk
berfikir lebih kritis, karena dalam sebuah observasi kita dituntut untuk
menganalisis keadaan. observasi-observasi seperti ini sangat bermanfaat menurut
saya.
·
http://salsadiladwizani.blogspot.co.id/ (161301123)
Saya merasa tugas
observasi ini cukup bermanfaat dalam menambah pengalaman saya. Dikarenakan kami
dituntut langsung untuk terjun kelapangan untuk mengamati manajemen kelas. Saya
merasa tugas observasi ini sangat berkesan dan membantu saya mengenal sesuatu
yang baru yang tidak pernah saya pelajari sebelumnya. Ini merupakan sebuah
pengalaman yang baru dan menyenangkan untuk saya. Dengan melakukan tugas observasi
ini saya jadi bisa melihat bagaimana cara guru menarik perhatian muridnya untuk
memperhatikan pelajaran, bagaimana murid-murid memperhatikan guru disaat guru
sedang menerangkan pelajaran dan bagaimana suasa kelas ketika guru sedang
menjelaskan.
·
http://sibukdikampus.blogspot.co.id/ (161301126)
Menurut saya, observasi ini sangat
bermanfaat, dengan observasi ini kita bisa melihat bahwa apa yang kita pelajari
pada mata kuliah Psikologi Pendidikan benar adanya. Dengan observasi ini kita
terbantu untuk mengingat materi yang sudah kita pelajari.
· http://malamberbintangorion.blogspot.com/ (161301135)
Menurut saya melakukan observasi ini sangat menyenangkan, dengan
melakukan observasi ini saya mendapatkan pengalaman baru yang sangat
menyenangkan.
· https://adelyatsngeblog.blogspot.co.id/ (161301148)
Ini adalah pengalaman pertama saya dalam
mengikuti observasi. Disini kami langsung ke tempat penelitian untuk meneliti
managemen kelas. Tugas ini bermanfaat sekali, dan disini saya juga sadar bahwa
setiap guru memiliki cara masing-masing dalam memberikan materi dan menghadapi
murid-murid yang mereka ajar.
·
http://jinanmunawar16152.blogspot.co.id/ (161301152)
Selama
saya mengobservasi kegiatan belajar mengajar di kelas VII-C ada banyak hal yang
saya dapat saya amati. Seperti di kelas tersebut terdapat terdapat 4 siswa asal
Somalia dari total hadir 29 orang, ada
begitu banyak perilaku masing-masing murid, seperti seorang siswa Somalia yang
serius membaca Al-Quran, ada siswa yang sibuk menggambar ketika guru
menerangkan, siswa yang antusias bertanya dan menjawab pertanyaan yang
dilontarkan guru, saya merasa keals ini memiliki minat belajar yang tinggi
dinilai dari berbagai kriteria seperti jumlah murid yang hadir, jumlah murid
yang aktif bertanya, jumlah murid yang aktif menjawab pertanyaan dari guru,
jumlah siswa yang aktif menanggapi murid dari kelompok lain ketika mereka
menjelaskan tugas ringkasan yang diminta guru.
DAFTAR PUSTAKA
John W. Santrock, Psikologi
Pendidikan, Chapter 13 Motivasi, Pengajaran, Pembelajaran, 2004.
Rachman, Maman. 1998. Manajemen
Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar